Hidup Enak ala Lalapan Aja | Kontemplasi Akibat: Finding Sisu. Hidup Sehat dan Seimbang ala Orang Finlandia (Katja Pantzar)

"Sisu mencetuskan suatu hal yang saya sebut sebagai pola pikir yang berorientasi pada tindakan; sikap berani yang menyumbang pada cara kita memperlakukan tantangan"

Awalan

Terimakasih saya ucapkan kepada Anna Kovecses yang ilustrasinya sangat saya kagumi sehingga gambar diatas, dibanding disebut dengan terinspirasi, saya lebih suka menyebutnya dicontek. Karena selain saya minim imajinasi, saya percaya bahwa amati, tiru dan modifikasi adalah metode belajar yang baik hingga benar - benar menciptakan gaya yang orisinil. Sekali lagi terimakasih.

Kalau ke toko buku, kategori self-improvement merupakan rak yang paling sering saya jauhi. Rasionalisasinya karena saya merasa baik-baik saja. Walaupun tau hidup begitu-begitu saja, tapi selama tidak lebih buruk kenapa harus ditingkatkan? Sungguh benar-benar pemikiran yang bodoh. Hingga ada masa dimana akhirnya saya merasa "ah coba saja mana tau memang saya butuh?" Awalnya tentu saja bingung. Kendati memang tidak ada yang menarik, tapi memang betul cover bukunya lucu-lucu. Saat itulah saya menemukan buku ini. Hidup sehat ala Finlandia? Wah keren betul pikir saya. Setelah baca blurp dan merenung, mungkin ini memang baik. Jadilah buku ini sebagai self-improvement book pertama saya. Aye!

Tengahan

Jika khalayak sekalian merasa menjadi pribadi yang tangguh, memiliki resiliensi tinggi serta self efficacy yang memumpuni, maka saya ucapkan selamat! Anda telah menjadi pribadi yang sisu. Saya juga merasa demikian. Hingga akhirnya baca buku ini dan berminat untuk mengutuk diri sendiri. Loh ada apa? Buku ini saya bagi menjadi dua arc, untuk beberapa bab pertama mendefinisikan sisu dan bagaimana penggambarannya dalam aktivitas harian. Yang kedua adalah aktifitas yang bisa kita contoh dari kebiasaan yang menumbuhkan sisu.

Pada arc pertama, penjelasan sisu ini sungguh menarik. Sebab, selain penulis mendefinisikan sisu dalam konteks sejarah, linguistik hingga jawaban ahli dan warganya, nampaknya definisi ini juga dibuat oleh pengalaman penulis yang bukan asli finlandia. Sehingga tentu saja terjadinya pergeseran gaya hidup amat terasa untuknya. Saya sendiri menyadari bahwasannya, saya bukanlah pribadi berketangguhan luar biasa. Justru sisu ini dimiliki oleh sahabat saya. Beliau selalu memaki saya kalau saya malas kerja atau pergi karena perkara hujan. Pertimbangannya cukup simpel, di Indonesia musimnya cuman dua. Kalau bukan musim kering, ya musim hujan. Oleh karenanya bukan alasan kalau hujan tidak bisa keluar karena telah diciptakannya jas hujan untuk mobilitas berketangguhan tersebut. Awalnya tentu saja, ocehan dia saya anggap sebagai bercanda saja. Hingga definisi sisu ini tergambarkan oleh imaji beliau ini, saya sadar justru saya harus mengikuti omongannya. Selesai membaca buku ini, rasa ingin menjadi pribadi yang sisu seakan meledak-ledak.

Perasaan ini bukan hanya hype belaka akibat beres menyelesaikan sesuatu. Namun beberapa hal dalam buku ini cukup memberikan mindset shifting yang menarik. Akan saya berikan contoh. Kendati warga Indonesia adalah bangsa yang rajin dan ulet, mudahnya masyarakat memiliki kendaran bermotor justru melukai semangat kita berjalan kaki. Coba saja cek, ada di urutan berapa negara kita tercinta ini dalam negara paling rajin jalan kaki. Rasio yang dilontarkan cukup beragam. Cuaca panas, trotoar yang tidak memumpuni, adanya teknologi hingga ya memang malas aja. Sebenarnya ini bukan rasio yang aneh, saya sendiri setuju kok. Namun pola pandang sisu tidak melihat masalah dengan cara serupa. Justru harusnya walau cuaca panas, dengan trotoar seadanya, selama jaraknya masih bisa dimaklumi untuk berjalan, ya jalan kaki saja. Pola pikir sisu melihat bahwa selagi tantangan bisa diakali, ya akali saja. Kan bisa pakai sunblock dan topi kalo panas. Soal trotoar? ya jalan saja di pinggir pelan-pelan. Ini yang dimaksud soal sisu itu. Benar-benar pribadi dengan resiliensi tinggi.

Saya pribadi setelah merenung, akhirnya mulai mengambil tindakan. Contoh nyatanya adalah beli jaket anti kiamat (sebenernya windproof & waterproof saja, tapi mari kita sepakati agar saya senang). Saya percaya bahwa bergerak dan disiplin adalah kunci kesehatan. Oleh karenanya saya terbiasa untuk bersepeda baik pagi atau malam. Lain cerita kalau musim hujan. Seminggu palingan saya bersepeda hanya 3 hari. Selain hujan bisa berjam-jam, jalanan becek hanya menambah rentetan baju kotor yang sulit dicuci. Karena mindset sisu inilah justru waktunya kita memanfaatkan segala tantangan. Jadi saya cuek saja sepedahan sambil hujan-hujanan kendati memang tidak bisa kebut-kebutan. Karena jaket anti kiamat ini memang betul manfaatnya. Saya tidak lagi melihat hujan sebagi penghalang untuk berkegiatan.

Akhiran

Pada arc kedua, tips yang diberikan untuk menumbuhkan pribadi sisu kerap tidak aplikatif. Salah satu contohnya adalah setelah berendam air dingin, pergilah ke sauna sebentar. Efek kejut dingin dan panas ternyata baik untuk tubuh. Tidak ada sangkalan untuk hasil medis yang memang terbukti, tapi bagaimana saya mereplikasi aktifitas mulia ini? Apa saya perlu mencelupkan seluruh raga ini dalam bak mandi lalu menggulung badan di selimut sampai keringetan? Lalu juga tips berangkat bekerja dengan bersepeda agar selalu aktif. Saya awalnya setuju dengan gagasan berlian ini. Sebab selain kita jadi bergerak karena di kantor mungkin hanya duduk saja, badan juga jadi segar. Masalahnya muncul karena Indonesia negara tropis. Selama di kantor tidak disediakan kamar mandi yang memumpuni untuk kita bersiap kerja paska bersepeda, ini adalah kesulitan yang luar biasa. Tentu jika kita punya pribadi yang sisu hal ini bisa diakali tapi percayalah, saya sudah mencoba bawa baju ke kampus setelah sepedahan, dengan spare waktu bersisa 15 menit setelah bersepeda. Keringetnya belum kunjung hilang kendati kita sudah pendinginan dan berbaju rapih. Beberapa hal masih saya terapkan akibat buku ini, terutama tidak mudah mengambil langkah cepat dan kebiasaan makan sehat.

Jika anda adalah orang yang hanya suka makan-makanan yang termurah, terdekat atau terenak. Mulailah sedikit mengambil nafas dan lihat, sejauh mana makanan membawa dampak pada tubuh. Tips makan yang paling menarik adalah menggunakan takaran piring. Orang Finlandia membiasakan makan dengan porsi 1/2 sayur, 1/4 daging 1/4 umbi-umbian. Setelah terjadi akulturasi, maka saya simpulkan 1/2 sayur, 1/4 lauk, 1/4 nasi. Ini jujur berdampak pada kesehatan, terutama badan terasa enteng tanpa merasa lemas karena tetap kenyang makan. Pendewasaan makan memang tidak mudah, oleh karenanya baik dilatih dari sekarang. Terutama untuk kita semua yang tinggal diperantauan, dimana kebebasan memilih makanan adalah hakikat yang nyata.

Penutupan

Memang benar, bahwa budaya mempengaruhi kepribadian. Sejauh mana kebudayaan berpengaruh? dari mulai reaksi biologis hingga pengambilan keputusan. Oleh karenanya, ada baiknya menyaring hal yang dirasa tidak perlu dengan menggali sesuatu dari luar dan ambil baik-baiknya. Dari banyak pelajaran yang dapat diambil, ada quote menarik dari buku ini yang masih saya terapkan:
"Sebagai orang miskin, kita tidak bisa membeli barang murah. Hal ini karena kita tidak punya cukup uang untuk membelinya"
Saya sudah jelas bukan rolemodel yang pantas untuk mengajak pada kebaikan. Contoh diatas adalah bukti bahwa bertranformasi menjadi lebih baik memang tidak mudah dan butuh bimbingan. Tetapi berusaha disiplin adalah sesuatu yang bisa saya perjuangkan. Keyakinan saya akan perubahan ini membawa kebaikan, sebaiknya bisa menjadi pencetus pikiran kamu dalam lamunan. Sekian.
 


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Efektif Hilangkan Kebiasaan Buruk

Ingin Dilihat Menarik Adalah Karmadangsaku | Kontemplasi Akibat: Psikologi Suryomentaraman (Afthonul Afif)

Diam-Diam Ini Kian Meresahkan | Kontemplasi Akibat: Kemarau (A. A. Navis)